Mutu, atau lebih dikenal dengan kualitas memiliki peran penting dalam suatu aktivitas perekonomian, baik itu sektor produk maupun jasa.
Mutu sebagai suatu bentuk standarisasi yang secara tidak langsung ditetapkan oleh pelanggan menjadi tolak ukur kesuksesan penyedia. Hampir seluruh konsumen menempatkan kualitas daalam proses pengambilan keputusan pembelian mereka setelah faktor harga (cost). Hal ini dapat diartikan bahwa strategi pemasaran para penyedia haruslah difokuskan pada mutu produk mereka. Persaingan diantara masing-masing jenis usaha tidaklah lagi berkutat pada persaingan harga melainkan telah bergeser kepada bagaimana menyediakan produk/jasa yang berkualitas sehingga konsumen memilih untuk membeli/menggunakan produk mereka di banding produk pesaing.
Lalu bagaimanakah korelasi antara peningkatan mutu produk terhadap biaya/cost yang harus dikorbankan/dikeluarkan perusahaan?
Peningkatan mutu tentu saja bukanlah suatu hal yang kecil yang bisa dilakukan hanya dengan mengorbankan sedikit waktu, sedikit tenaga dan sedikit biaya. Perencanaan serta implementasi peningkatan mutu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk jangka panjang. Artinya aktivitas peningkatan mutu membutuhkan waktu yang lama hingga para pelanggan bisa benar-benar menikmati produk yang bermutu tersebut. Perencanaan peningkatan mutu membutuhkan sumbang saran dari para pelanggan (biasa disebut harapan pelanggan) untuk mengetahui serta menyusun standarisasi mutu yang diinginkan pelanggan mengenai produk yang dibuat. Penelitian pendahuluan diperlukan guna mendapatkan informasi tersebut, sebelum pada akhirnya para produsen bisa merancang dan mengimplementasikan mutu tersebut pada produk yang mereka buat. Karena itulah pengembangan mutu membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya yang cukup besar. Hal inilah yang terkadang menjadi pertimbangan utama bagi suatu produsen yang memang tidak memfokuskan mutu sebagai sales value mereka. Sehingga ketika mereka mengetahui bahwa produk mereka tidak begitu laku di pasaran, dan mereka mulai mengetahui bahwa produk mereka tidak memenuhi harapan dari para pengguna produk tersebut dan konsumen lebih memilih produk sejenis yang diciptakan perusahaan pesaing, dan akhirnya mereka menyimpulkan bahwa produk mereka “tidak bermutu”.
Terkadang para produsen berfikir dua kali, tiga kali, bahkan seribu kali untuk menerapkan quality focus pada produk mereka, terkait besarnya investasi yang harus dikeluarkan. Hal ini tentu saja akan menjadi boomerang bagi perusahaan itu sendiri, karena produk yang tidak berkualitas akan kalah bersaing di pasaran.
Beberapa dari produsen tersebut mengatakan “peningkatan kualitas akan berdampak pada peningkatan biaya produksi, dan tentu saja hal itu akan meningkatkan harga jual produk tersebut. Dan ini akan menjadi kelemahan produk kami di mata konsumen, karena produk kami dianggap mahal”.
Perlu diketahui bahwa pandangan tersebut adalah benar-benar salah…dan itu merupakan konsep produksi tradisional, yang harusnya sudah tidak lagi digunakan dalam dunia produksi.
Peningkatan kualitas produk sudah barang tentu menjadi nilai tambah bagi produk/jasa yang kita jual. Ingat, konsumen tidak lagi menempatkan harga di posisi pertama dalam pertimbangan pengambilan keputusan pembelian mereka, melainkan kualitas. Oleh karena itu, pada beberapa kasta konsumen akan berani membayar lebih mahal guna mendapatkan dan menikmati produk yang dijual. Sebagai contoh, para eksekutif muda akan berani membayar lebih mahal untuk tiket kelas eksekutif bagi penerbangan bisnis mereka. Tentu saja mereka ingin menikmati kenyamanan penerbangan mereka seperti bangku yang lebih luas, penawaran makanan yang lebih variatif, dan banyak lagi. Selain itu, produk berkualitas akan bisa menjaga hubungan baik antara produsen dan konsumen, dalam hal ini penggunaan kembali produk tersebut. Konsumen yang sudah merasa puas terhadap produ/pelayanan yang mereka anggap telah memenuhi harapan mereka sudah barang tentu akan menggunakan lagi produk tersebut dan enggan untuk mencoba produk yang lain. Hal ini akan menjadikan pelanggan tersebut pelanggan yang loyal, selama produsen tetap menjaga kualitas produk mereka. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah diperlukan lebih banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru dibandingkan untuk mempertahankan pelanggan lama, masuk akal bukan.
Ingatlah, peningkatan mutu bukan berarti penurunan keuntungan penjualan. Peningkatan kualitas justru dapat meningkatkan penjualan. Pengorbanan biaya yang besar bukanlah tak terbayar. Dengan produk yang berkualitas akan banyak konsumen-konsumen baru, akan bertambah para pelanggan loyal, maka menurunlah biaya promosi/pemasaran, dan sudah barang tentu, peningkatan keuntungan!
Rabu, 29 Desember 2010
ARTI IKLAN
Teori iklan lama dari seorang psikolog John Watson yang disebut “Watsonian behaviorism”, diantaranya berbunyi:
Pada saat dilahirkan, pikiran manusia merupakan sebuah papan tulis yang kosong. Siapa saja yang paling banyak menggunakan kapur tulis untuk dituliskan pada papan tulis, dialah yang banyak membuat kesan
BAGAIMANA RASANYA TERSANDUNG
Pada pertengahan tahun 1977, Kentucky Fried Chicken (Ayam Goreng Kentucky) memutuskan memilih biro iklan Leo Burnett yang kenamaan. Sekitar Rp 16 milyar per tahun dihabiskan untuk iklan.
Lebih dari 2 tahun belakangan ini, kampanye iklan diganti dengan: “Hey, it’s a Kentucky) 6 bulan kemudian diganti dengan kata-kata: “Real Goodness” (Nyata Lezatnya).
BIROKRASI
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
MEMILIH BIRO IKLAN DAN TEMA
Memilih biro iklan yang ahli di bidangnya, bukanlah hal yang gampang. Agar tak terkecoh, hendaknya kita mengetahui bahwa tiap iklan dapat dipisahkan menjadi 4 bagian unsur:
1. Tema
2. Copy (atau “kontinuitas”)
3. Produksi
4. Penempatan pada media
KONSEP “KAMPANYE”
Didalam situasi tiap pasar, kita memiliki 3 macam “masyarakat” kepada siapa kita dapat menjual:
1. Pasar massa adalah pasar yang terdiri dari siapa saja. Koran ibukota merupakan semua media yang paling berorientasi pada massa, karena melintasi semua penghalang geografis pada suatu daerah pasar, demikian pula melintasi suku asli, pendapatan dan usia.
2. Pasar selektif adalah pasar yang terdiri dari lebih banyak calon pembeli ketimbang bukan pembeli. Secara umum, majalah lebih selektif daripada koran. Majalah wanita, kesehatan dan olah raga lebih selektif daripada majalah umum.
3. Pasar spekulatif adalah pasar yang mungkin memberi hasil dan mungkin tidak, karena tak seorang pun tahu berapa banyak pembeli. Misalnya: iklan produk untuk hadiah di Hari Natal yang dimuat dimajalah Trubus daripada di Pertiwi.
SLOGAN YANG BAIK
Kadang-kadang slogan yang samar-samar malahan mengena. Tetapi slogan yang paling baik, dipakai sebagai bagian dari kampanye raksasa yang berulang-ulang dikumandangkan. Penerimaan datang dengan pelan dan terjadi hanya pada saat slogan menjadi otomatis lewat ulangan.
KECENDRUNGAN
Makin banyak iklan jlimet dan jumlah pemasang iklan yang paling berpengatahuan tampaknya tidak komunikatif. Apakah ini kecendrungan yang tak bahagia. Apakah hal ini merefleksikan invasi ke dalam rangking pembawa komunikasi oleh calon-calon yang pendidikannya tak tepat.
ORANG TERKENAL
Pemasang iklan menampilkan orang kenamaan, Titik Puspa dan Mus Mua’lim untuk promosi kopi instant cap “Kenari”. Apakah mereka dapat dipercaya? Siapa peduli? Kita tahu mereka.
MEMPEROLEH PEKERJAAN PROFESIONAL RAMPUNG DENGAN MURAH ATAU GRATIS
Berikut ini komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kreatif:
1. Penulisan copy (copywriting)
2. Tata letak (Layout)
3. Ilustrasi, seni atau photografi
4. Penyusunan huruf (typesetting)
5. Mencetak (printing)
6. Produksi lain, misalnya: penyiaran (radio)
PERASLAH BIRO IKLAN ATAU MEREKA AKAN MEMERAS ANDA
Kekuatan terbesar dari jasa media, ialah diantara pemasang iklan “consumer good” dan jasa yang memakai banyak siaran radio. Namun demikian, jasa media juga tumbuh kuat pada kampanye majalah dan koran nasional.
Banyak pemasang iklan berganti haluan dari membeli media menjadi jasa media, meninggalkan pekerjaan kreatif di dalam tangan biro iklan mereka. Dalam masalah seperti ini, pemasang iklan sering membayar biro biaya rata-rata.
PENEMPATAN IKLAN DI MEDIA
Ada beberapa peraturan umum untuk mencetak iklan pesanan per pos di media:
1. Halaman sebelah kanan lebih baik daripada halaman sebelah kiri. Mintalah, tapi jangan menuntut, penerbit akan menarik ongkos atas posisi tersebut.
2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
CARA MEMBELI WAKTU T.V.
Pertama-tama yang harus dikerjakan pada saat mempertimbangkan membeli waktu T.V., ialah mencari potongan harga. Sedangkan cara lain mencari potongan harga ialah lewat biro iklan. Hubungi 3 biro. Bicarakan bahwa anda akan memasang iklan di T.V. dan ingin tahu seberapa pengaruhnya terhadap stasiun setempat.
Berapa lamanya iklan?
Bila kita menerima kepercayaan yang ada umumnya diadakan oleh para ahli televisi, bahwa pemutaran yang efektif membuat point tunggal dan tidak menyerang keanekaragaman tema, maka mudah untuk menerima pemutaran 30 detik sebagai lamanya pemutaran yang optimal.
Umumnya para pemasang iklan kawakan mengoperasikan dengan banyak kali lama pemutaran. Untuk kampanye pertama waktunya 60 detik. Setelah satu atau 2 minggu beralih ke 30 detik. Kenyataannya pemirsa tidak menyadari adanya pengurangan waktu yang lebih pendek itu.
BAGAIMANA MEMBELI WAKTU RADIO
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam.
Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
MENGAPA PEDAGANG ECERAN SELAMAT DI KORAN
Para pedagang eceran yang mundur dengan siaran radio dan mencoba-coba pada televisi dengan sporadis, merasa aman ada di koran. Mereka mempunyai 4 alasan logis untuk menjajakan di koran daerah atau setempat.
1. Sirkulasinya lebih cocok dengan daerah pemasaran daripada media lainnya.
2. Koran memberi semangat kepada iklan eceran dengan menawarkan tarif lebih rendah, daripada yang dibayar oleh para pemasang iklan nasional.
3. Biaya produksi rendah, karena pada umumnya koran menentukan tipe atau jenis dan bahkan menyiapkan pekerjaan seni dasar secara gratis bagi pemasang iklan setempat.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
Bagaimana Membuat Halaman Kuning Membuahkan Hasil
Halaman Kuning adalah satu-satunya iklan media bagi banyak pedagang, karenanya dengan tetap menolak memahami pasar ini: tak ada riset atau penyelidikan atas efektivitas buat pedagang, secara otomatis memperbarui bilamana salesman pedagang menuntutnya dan tak ada ide apakah mengiklankan berlebih-lebihan atau sangat kurang.
SYARAT PEMBUATAN IKLAN
Sebuah Iklan bertujuan untuk menyampaikan suatu produk ke halayak publik. Iklan yang baik memenuhi beberapa criteria MULTIMEDIA yang baik diataranya :
1. Memiliki tujuan yang tepat
Setiap orang yang akan mempublikasikan iklan harus paham untuk apa iklan itu dibuat. Sehingga public akan mengetahui apa maksud yang akan disampaikan oleh sebuah iklan.
Mudah diingat, tepat, akurat, dan harus sesuai dengan apa yang mau disampaikan.
2. Tampilan
Tampilan dari sebuah iklan harus sesingkat mungkin dan mudah dipahami sehingga yang orang yang melihat dan membaca mudah mengerti maksud yang akan disampaikan oleh iklan. Yang terpenting dalam pemilihan warna , warna yang dipilih harus diserasikan sehingga publik tertarik akan produk yang ditawarkan.
3. Media Penyampaian Iklan
Untuk penyampaian sebuah iklan diperlukan media yang tepat. MIsalnya : media cetak, media elektronik, atau media penyampaian yang lain. Yang sekiranya media tersebut banyak beredar di masyarakat publik.
4. Ukuran
Sebuah iklan yang akan di publikasikan diusahakan Tulisannya dapat dibaca dengan jelas. Apa yang mau disampaikan dapat diterima dengan jelas dan dapat dimengerti dengan baik sehingga dapat tepat sasaran. Sehingga masyarakat tidak menerima informasi yang simpang siur.
5. Spesifikasi komputer dan perlengkapanya.
IKLAN YANG BAIK
Sampai saat ini belum ada pengertian yang baku tentang desain yang baik, tapi setidaknya ada tiga kriteria tentang desain yang baik .. yang pertama adalah " it works "mencapai tujuannya.. apa yang kita sampaikan dalam desain tersebut sampai kepada orang yang kita tuju, kalo bahsa marketingnya target market, atau "target_blank", eh itu mah bahasa pemrograman ya.. hihihii jadi khalayak atau targer market kita tidak perlu berfikir keras untuk memahami apa yang mau kita sampaikan..
yang kedua.. "it attracts" menarik bagi pengguna, selain orang memahami yang kita sampaikan, karena desain yang menarik dia juga akan dengan senang hati berlama-lama dengan desain yang kita buat.. coba kita bandingkan ' antara majalah fashion dengan majalah bisnis misalnya. mana yang kamu lebih suka..
yang ketiga " it organizes " tertata dengan baik, komponen komponen seperti gambar, tertata secara baik dan artistik, biasanya orang akan melihat dari urutan yang paling besar ke yang terkecil . nah keteraturan dari desain itu, orang akan dengan mudah berpindah dari satu objek ke objek yang lain, tanpa menghilangkan makna yang mau kita sampaikan...
Pada saat dilahirkan, pikiran manusia merupakan sebuah papan tulis yang kosong. Siapa saja yang paling banyak menggunakan kapur tulis untuk dituliskan pada papan tulis, dialah yang banyak membuat kesan
BAGAIMANA RASANYA TERSANDUNG
Pada pertengahan tahun 1977, Kentucky Fried Chicken (Ayam Goreng Kentucky) memutuskan memilih biro iklan Leo Burnett yang kenamaan. Sekitar Rp 16 milyar per tahun dihabiskan untuk iklan.
Lebih dari 2 tahun belakangan ini, kampanye iklan diganti dengan: “Hey, it’s a Kentucky) 6 bulan kemudian diganti dengan kata-kata: “Real Goodness” (Nyata Lezatnya).
BIROKRASI
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
MEMILIH BIRO IKLAN DAN TEMA
Memilih biro iklan yang ahli di bidangnya, bukanlah hal yang gampang. Agar tak terkecoh, hendaknya kita mengetahui bahwa tiap iklan dapat dipisahkan menjadi 4 bagian unsur:
1. Tema
2. Copy (atau “kontinuitas”)
3. Produksi
4. Penempatan pada media
KONSEP “KAMPANYE”
Didalam situasi tiap pasar, kita memiliki 3 macam “masyarakat” kepada siapa kita dapat menjual:
1. Pasar massa adalah pasar yang terdiri dari siapa saja. Koran ibukota merupakan semua media yang paling berorientasi pada massa, karena melintasi semua penghalang geografis pada suatu daerah pasar, demikian pula melintasi suku asli, pendapatan dan usia.
2. Pasar selektif adalah pasar yang terdiri dari lebih banyak calon pembeli ketimbang bukan pembeli. Secara umum, majalah lebih selektif daripada koran. Majalah wanita, kesehatan dan olah raga lebih selektif daripada majalah umum.
3. Pasar spekulatif adalah pasar yang mungkin memberi hasil dan mungkin tidak, karena tak seorang pun tahu berapa banyak pembeli. Misalnya: iklan produk untuk hadiah di Hari Natal yang dimuat dimajalah Trubus daripada di Pertiwi.
SLOGAN YANG BAIK
Kadang-kadang slogan yang samar-samar malahan mengena. Tetapi slogan yang paling baik, dipakai sebagai bagian dari kampanye raksasa yang berulang-ulang dikumandangkan. Penerimaan datang dengan pelan dan terjadi hanya pada saat slogan menjadi otomatis lewat ulangan.
KECENDRUNGAN
Makin banyak iklan jlimet dan jumlah pemasang iklan yang paling berpengatahuan tampaknya tidak komunikatif. Apakah ini kecendrungan yang tak bahagia. Apakah hal ini merefleksikan invasi ke dalam rangking pembawa komunikasi oleh calon-calon yang pendidikannya tak tepat.
ORANG TERKENAL
Pemasang iklan menampilkan orang kenamaan, Titik Puspa dan Mus Mua’lim untuk promosi kopi instant cap “Kenari”. Apakah mereka dapat dipercaya? Siapa peduli? Kita tahu mereka.
MEMPEROLEH PEKERJAAN PROFESIONAL RAMPUNG DENGAN MURAH ATAU GRATIS
Berikut ini komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kreatif:
1. Penulisan copy (copywriting)
2. Tata letak (Layout)
3. Ilustrasi, seni atau photografi
4. Penyusunan huruf (typesetting)
5. Mencetak (printing)
6. Produksi lain, misalnya: penyiaran (radio)
PERASLAH BIRO IKLAN ATAU MEREKA AKAN MEMERAS ANDA
Kekuatan terbesar dari jasa media, ialah diantara pemasang iklan “consumer good” dan jasa yang memakai banyak siaran radio. Namun demikian, jasa media juga tumbuh kuat pada kampanye majalah dan koran nasional.
Banyak pemasang iklan berganti haluan dari membeli media menjadi jasa media, meninggalkan pekerjaan kreatif di dalam tangan biro iklan mereka. Dalam masalah seperti ini, pemasang iklan sering membayar biro biaya rata-rata.
PENEMPATAN IKLAN DI MEDIA
Ada beberapa peraturan umum untuk mencetak iklan pesanan per pos di media:
1. Halaman sebelah kanan lebih baik daripada halaman sebelah kiri. Mintalah, tapi jangan menuntut, penerbit akan menarik ongkos atas posisi tersebut.
2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
CARA MEMBELI WAKTU T.V.
Pertama-tama yang harus dikerjakan pada saat mempertimbangkan membeli waktu T.V., ialah mencari potongan harga. Sedangkan cara lain mencari potongan harga ialah lewat biro iklan. Hubungi 3 biro. Bicarakan bahwa anda akan memasang iklan di T.V. dan ingin tahu seberapa pengaruhnya terhadap stasiun setempat.
Berapa lamanya iklan?
Bila kita menerima kepercayaan yang ada umumnya diadakan oleh para ahli televisi, bahwa pemutaran yang efektif membuat point tunggal dan tidak menyerang keanekaragaman tema, maka mudah untuk menerima pemutaran 30 detik sebagai lamanya pemutaran yang optimal.
Umumnya para pemasang iklan kawakan mengoperasikan dengan banyak kali lama pemutaran. Untuk kampanye pertama waktunya 60 detik. Setelah satu atau 2 minggu beralih ke 30 detik. Kenyataannya pemirsa tidak menyadari adanya pengurangan waktu yang lebih pendek itu.
BAGAIMANA MEMBELI WAKTU RADIO
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam.
Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
MENGAPA PEDAGANG ECERAN SELAMAT DI KORAN
Para pedagang eceran yang mundur dengan siaran radio dan mencoba-coba pada televisi dengan sporadis, merasa aman ada di koran. Mereka mempunyai 4 alasan logis untuk menjajakan di koran daerah atau setempat.
1. Sirkulasinya lebih cocok dengan daerah pemasaran daripada media lainnya.
2. Koran memberi semangat kepada iklan eceran dengan menawarkan tarif lebih rendah, daripada yang dibayar oleh para pemasang iklan nasional.
3. Biaya produksi rendah, karena pada umumnya koran menentukan tipe atau jenis dan bahkan menyiapkan pekerjaan seni dasar secara gratis bagi pemasang iklan setempat.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
Bagaimana Membuat Halaman Kuning Membuahkan Hasil
Halaman Kuning adalah satu-satunya iklan media bagi banyak pedagang, karenanya dengan tetap menolak memahami pasar ini: tak ada riset atau penyelidikan atas efektivitas buat pedagang, secara otomatis memperbarui bilamana salesman pedagang menuntutnya dan tak ada ide apakah mengiklankan berlebih-lebihan atau sangat kurang.
SYARAT PEMBUATAN IKLAN
Sebuah Iklan bertujuan untuk menyampaikan suatu produk ke halayak publik. Iklan yang baik memenuhi beberapa criteria MULTIMEDIA yang baik diataranya :
1. Memiliki tujuan yang tepat
Setiap orang yang akan mempublikasikan iklan harus paham untuk apa iklan itu dibuat. Sehingga public akan mengetahui apa maksud yang akan disampaikan oleh sebuah iklan.
Mudah diingat, tepat, akurat, dan harus sesuai dengan apa yang mau disampaikan.
2. Tampilan
Tampilan dari sebuah iklan harus sesingkat mungkin dan mudah dipahami sehingga yang orang yang melihat dan membaca mudah mengerti maksud yang akan disampaikan oleh iklan. Yang terpenting dalam pemilihan warna , warna yang dipilih harus diserasikan sehingga publik tertarik akan produk yang ditawarkan.
3. Media Penyampaian Iklan
Untuk penyampaian sebuah iklan diperlukan media yang tepat. MIsalnya : media cetak, media elektronik, atau media penyampaian yang lain. Yang sekiranya media tersebut banyak beredar di masyarakat publik.
4. Ukuran
Sebuah iklan yang akan di publikasikan diusahakan Tulisannya dapat dibaca dengan jelas. Apa yang mau disampaikan dapat diterima dengan jelas dan dapat dimengerti dengan baik sehingga dapat tepat sasaran. Sehingga masyarakat tidak menerima informasi yang simpang siur.
5. Spesifikasi komputer dan perlengkapanya.
IKLAN YANG BAIK
Sampai saat ini belum ada pengertian yang baku tentang desain yang baik, tapi setidaknya ada tiga kriteria tentang desain yang baik .. yang pertama adalah " it works "mencapai tujuannya.. apa yang kita sampaikan dalam desain tersebut sampai kepada orang yang kita tuju, kalo bahsa marketingnya target market, atau "target_blank", eh itu mah bahasa pemrograman ya.. hihihii jadi khalayak atau targer market kita tidak perlu berfikir keras untuk memahami apa yang mau kita sampaikan..
yang kedua.. "it attracts" menarik bagi pengguna, selain orang memahami yang kita sampaikan, karena desain yang menarik dia juga akan dengan senang hati berlama-lama dengan desain yang kita buat.. coba kita bandingkan ' antara majalah fashion dengan majalah bisnis misalnya. mana yang kamu lebih suka..
yang ketiga " it organizes " tertata dengan baik, komponen komponen seperti gambar, tertata secara baik dan artistik, biasanya orang akan melihat dari urutan yang paling besar ke yang terkecil . nah keteraturan dari desain itu, orang akan dengan mudah berpindah dari satu objek ke objek yang lain, tanpa menghilangkan makna yang mau kita sampaikan...
Sabtu, 09 Oktober 2010
Tugas Psikologi Konsumen
TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN
- Perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang kesemuanya melibatkan individual di dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis.Contohnya seorang pedagang dan pembeli yang bertemu dipasar untuk melakukan transaksi jual beli.
- Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Contohnya kantor atau rumah yang menggunakan pemanas atau AC.
- Perilaku konsumtif adalah tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan (Cahayana (1995)). Lalu Tambunan (2001) menambahkan bahwa perilaku konsumtif menunjukan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.Contohnya ibu-ibu yang biasa menghabiskan uang kesalon, padahal itu tidak termasuk kebutuhan pokok.
- Konsumerisme adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yaitu consumerism. Defenisi otentik dari konsumerisme antara lain disebutkan. Menurut Encyclopedia Britanica, Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.
- Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Contohnya, seorang anak remaja yang membeli busana masa kini.
Nama: Najah Efendi
NPM: 10507167
Kelas 4PA05
- Perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang kesemuanya melibatkan individual di dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis.Contohnya seorang pedagang dan pembeli yang bertemu dipasar untuk melakukan transaksi jual beli.
- Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Contohnya kantor atau rumah yang menggunakan pemanas atau AC.
- Perilaku konsumtif adalah tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan (Cahayana (1995)). Lalu Tambunan (2001) menambahkan bahwa perilaku konsumtif menunjukan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.Contohnya ibu-ibu yang biasa menghabiskan uang kesalon, padahal itu tidak termasuk kebutuhan pokok.
- Konsumerisme adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yaitu consumerism. Defenisi otentik dari konsumerisme antara lain disebutkan. Menurut Encyclopedia Britanica, Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.
- Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Contohnya, seorang anak remaja yang membeli busana masa kini.
Nama: Najah Efendi
NPM: 10507167
Kelas 4PA05
Selasa, 05 Januari 2010
teori kepuasan kerja
Menurut Wexley dan Yukl (1977) teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu:
1.Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
2. Teori Keadilan (Equity Theory)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupunditempat lain.
3. Teori Dua – Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau motivators.
Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
Hygiene factors adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan. As’ad (2004, p.104). Sebuah kelompok psikolog Universitas Minnesota pada akhir tahun 1950-an membuat suatu program riset yang berhubungan dengan problem umum mengenai penyesuaian kerja. Program ini mengembangkan sebuah kerangka konseptual yang, diberi nama Theory of Work Adjustment (Wayne dan Cascio, 1990, p.277).
Theory of Work Adjustment didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya. Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan kerja. Dari lain pihak, lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status, hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.
Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja-pekerja yang memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha. Di lain pihak, jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja dianggap sebagai pekerja-pekerja yang puas.
Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja. Apabila pendorong-pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan untuk jadi pekerja yang puas. Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi. Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh karyawan.
b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja.
c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam bekerja.
d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama bekerja.
e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan.
f. Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi karyawan.
g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan kepada para karyawan.
h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan.
i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan.
j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja.
k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya seperti rasa bersalah atau terpaksa.
l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan.
m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki.
n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan.
q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha terhadap pekerjanya.
r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan.
s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya.
Hipotesis pokok dart Theory of Work Adjustment adalah bahwa kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan antara sistem pendorong dari lingkungan kerja dengan kebutuhan individu
Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
1. Produktifitas atau kinerja (Unjuk Kerja)
Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja. Asad (2004, p. 113).
2. Ketidakhadiran dan Turn Over
Porter & Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. dalam Asad (2004, p.115). Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar
kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
Empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, (p. 205) :
1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau dating terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.
5. Kesehatan
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif
1.Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
2. Teori Keadilan (Equity Theory)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupunditempat lain.
3. Teori Dua – Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau motivators.
Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
Hygiene factors adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan. As’ad (2004, p.104). Sebuah kelompok psikolog Universitas Minnesota pada akhir tahun 1950-an membuat suatu program riset yang berhubungan dengan problem umum mengenai penyesuaian kerja. Program ini mengembangkan sebuah kerangka konseptual yang, diberi nama Theory of Work Adjustment (Wayne dan Cascio, 1990, p.277).
Theory of Work Adjustment didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya. Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan kerja. Dari lain pihak, lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status, hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.
Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja-pekerja yang memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha. Di lain pihak, jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja dianggap sebagai pekerja-pekerja yang puas.
Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja. Apabila pendorong-pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan untuk jadi pekerja yang puas. Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi. Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh karyawan.
b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja.
c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam bekerja.
d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama bekerja.
e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan.
f. Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi karyawan.
g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan kepada para karyawan.
h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan.
i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan.
j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja.
k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya seperti rasa bersalah atau terpaksa.
l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan.
m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki.
n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan.
q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha terhadap pekerjanya.
r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan.
s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya.
Hipotesis pokok dart Theory of Work Adjustment adalah bahwa kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan antara sistem pendorong dari lingkungan kerja dengan kebutuhan individu
Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
1. Produktifitas atau kinerja (Unjuk Kerja)
Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja. Asad (2004, p. 113).
2. Ketidakhadiran dan Turn Over
Porter & Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. dalam Asad (2004, p.115). Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar
kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
Empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, (p. 205) :
1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau dating terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.
5. Kesehatan
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif
Langganan:
Postingan (Atom)