Rabu, 29 Desember 2010

Mutu, atau lebih dikenal dengan kualitas memiliki peran penting dalam suatu aktivitas perekonomian, baik itu sektor produk maupun jasa.

Mutu sebagai suatu bentuk standarisasi yang secara tidak langsung ditetapkan oleh pelanggan menjadi tolak ukur kesuksesan penyedia. Hampir seluruh konsumen menempatkan kualitas daalam proses pengambilan keputusan pembelian mereka setelah faktor harga (cost). Hal ini dapat diartikan bahwa strategi pemasaran para penyedia haruslah difokuskan pada mutu produk mereka. Persaingan diantara masing-masing jenis usaha tidaklah lagi berkutat pada persaingan harga melainkan telah bergeser kepada bagaimana menyediakan produk/jasa yang berkualitas sehingga konsumen memilih untuk membeli/menggunakan produk mereka di banding produk pesaing.

Lalu bagaimanakah korelasi antara peningkatan mutu produk terhadap biaya/cost yang harus dikorbankan/dikeluarkan perusahaan?

Peningkatan mutu tentu saja bukanlah suatu hal yang kecil yang bisa dilakukan hanya dengan mengorbankan sedikit waktu, sedikit tenaga dan sedikit biaya. Perencanaan serta implementasi peningkatan mutu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk jangka panjang. Artinya aktivitas peningkatan mutu membutuhkan waktu yang lama hingga para pelanggan bisa benar-benar menikmati produk yang bermutu tersebut. Perencanaan peningkatan mutu membutuhkan sumbang saran dari para pelanggan (biasa disebut harapan pelanggan) untuk mengetahui serta menyusun standarisasi mutu yang diinginkan pelanggan mengenai produk yang dibuat. Penelitian pendahuluan diperlukan guna mendapatkan informasi tersebut, sebelum pada akhirnya para produsen bisa merancang dan mengimplementasikan mutu tersebut pada produk yang mereka buat. Karena itulah pengembangan mutu membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya yang cukup besar. Hal inilah yang terkadang menjadi pertimbangan utama bagi suatu produsen yang memang tidak memfokuskan mutu sebagai sales value mereka. Sehingga ketika mereka mengetahui bahwa produk mereka tidak begitu laku di pasaran, dan mereka mulai mengetahui bahwa produk mereka tidak memenuhi harapan dari para pengguna produk tersebut dan konsumen lebih memilih produk sejenis yang diciptakan perusahaan pesaing, dan akhirnya mereka menyimpulkan bahwa produk mereka “tidak bermutu”.

Terkadang para produsen berfikir dua kali, tiga kali, bahkan seribu kali untuk menerapkan quality focus pada produk mereka, terkait besarnya investasi yang harus dikeluarkan. Hal ini tentu saja akan menjadi boomerang bagi perusahaan itu sendiri, karena produk yang tidak berkualitas akan kalah bersaing di pasaran.

Beberapa dari produsen tersebut mengatakan “peningkatan kualitas akan berdampak pada peningkatan biaya produksi, dan tentu saja hal itu akan meningkatkan harga jual produk tersebut. Dan ini akan menjadi kelemahan produk kami di mata konsumen, karena produk kami dianggap mahal”.

Perlu diketahui bahwa pandangan tersebut adalah benar-benar salah…dan itu merupakan konsep produksi tradisional, yang harusnya sudah tidak lagi digunakan dalam dunia produksi.

Peningkatan kualitas produk sudah barang tentu menjadi nilai tambah bagi produk/jasa yang kita jual. Ingat, konsumen tidak lagi menempatkan harga di posisi pertama dalam pertimbangan pengambilan keputusan pembelian mereka, melainkan kualitas. Oleh karena itu, pada beberapa kasta konsumen akan berani membayar lebih mahal guna mendapatkan dan menikmati produk yang dijual. Sebagai contoh, para eksekutif muda akan berani membayar lebih mahal untuk tiket kelas eksekutif bagi penerbangan bisnis mereka. Tentu saja mereka ingin menikmati kenyamanan penerbangan mereka seperti bangku yang lebih luas, penawaran makanan yang lebih variatif, dan banyak lagi. Selain itu, produk berkualitas akan bisa menjaga hubungan baik antara produsen dan konsumen, dalam hal ini penggunaan kembali produk tersebut. Konsumen yang sudah merasa puas terhadap produ/pelayanan yang mereka anggap telah memenuhi harapan mereka sudah barang tentu akan menggunakan lagi produk tersebut dan enggan untuk mencoba produk yang lain. Hal ini akan menjadikan pelanggan tersebut pelanggan yang loyal, selama produsen tetap menjaga kualitas produk mereka. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah diperlukan lebih banyak biaya untuk mendapatkan pelanggan baru dibandingkan untuk mempertahankan pelanggan lama, masuk akal bukan.

Ingatlah, peningkatan mutu bukan berarti penurunan keuntungan penjualan. Peningkatan kualitas justru dapat meningkatkan penjualan. Pengorbanan biaya yang besar bukanlah tak terbayar. Dengan produk yang berkualitas akan banyak konsumen-konsumen baru, akan bertambah para pelanggan loyal, maka menurunlah biaya promosi/pemasaran, dan sudah barang tentu, peningkatan keuntungan!

ARTI IKLAN

Teori iklan lama dari seorang psikolog John Watson yang disebut “Watsonian behaviorism”, diantaranya berbunyi:
Pada saat dilahirkan, pikiran manusia merupakan sebuah papan tulis yang kosong. Siapa saja yang paling banyak menggunakan kapur tulis untuk dituliskan pada papan tulis, dialah yang banyak membuat kesan
BAGAIMANA RASANYA TERSANDUNG
Pada pertengahan tahun 1977, Kentucky Fried Chicken (Ayam Goreng Kentucky) memutuskan memilih biro iklan Leo Burnett yang kenamaan. Sekitar Rp 16 milyar per tahun dihabiskan untuk iklan.
Lebih dari 2 tahun belakangan ini, kampanye iklan diganti dengan: “Hey, it’s a Kentucky) 6 bulan kemudian diganti dengan kata-kata: “Real Goodness” (Nyata Lezatnya).
BIROKRASI
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
MEMILIH BIRO IKLAN DAN TEMA
Memilih biro iklan yang ahli di bidangnya, bukanlah hal yang gampang. Agar tak terkecoh, hendaknya kita mengetahui bahwa tiap iklan dapat dipisahkan menjadi 4 bagian unsur:
1. Tema
2. Copy (atau “kontinuitas”)
3. Produksi
4. Penempatan pada media



KONSEP “KAMPANYE”
Didalam situasi tiap pasar, kita memiliki 3 macam “masyarakat” kepada siapa kita dapat menjual:
1. Pasar massa adalah pasar yang terdiri dari siapa saja. Koran ibukota merupakan semua media yang paling berorientasi pada massa, karena melintasi semua penghalang geografis pada suatu daerah pasar, demikian pula melintasi suku asli, pendapatan dan usia.
2. Pasar selektif adalah pasar yang terdiri dari lebih banyak calon pembeli ketimbang bukan pembeli. Secara umum, majalah lebih selektif daripada koran. Majalah wanita, kesehatan dan olah raga lebih selektif daripada majalah umum.
3. Pasar spekulatif adalah pasar yang mungkin memberi hasil dan mungkin tidak, karena tak seorang pun tahu berapa banyak pembeli. Misalnya: iklan produk untuk hadiah di Hari Natal yang dimuat dimajalah Trubus daripada di Pertiwi.
SLOGAN YANG BAIK
Kadang-kadang slogan yang samar-samar malahan mengena. Tetapi slogan yang paling baik, dipakai sebagai bagian dari kampanye raksasa yang berulang-ulang dikumandangkan. Penerimaan datang dengan pelan dan terjadi hanya pada saat slogan menjadi otomatis lewat ulangan.
KECENDRUNGAN
Makin banyak iklan jlimet dan jumlah pemasang iklan yang paling berpengatahuan tampaknya tidak komunikatif. Apakah ini kecendrungan yang tak bahagia. Apakah hal ini merefleksikan invasi ke dalam rangking pembawa komunikasi oleh calon-calon yang pendidikannya tak tepat.


ORANG TERKENAL
Pemasang iklan menampilkan orang kenamaan, Titik Puspa dan Mus Mua’lim untuk promosi kopi instant cap “Kenari”. Apakah mereka dapat dipercaya? Siapa peduli? Kita tahu mereka.
MEMPEROLEH PEKERJAAN PROFESIONAL RAMPUNG DENGAN MURAH ATAU GRATIS
Berikut ini komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kreatif:
1. Penulisan copy (copywriting)
2. Tata letak (Layout)
3. Ilustrasi, seni atau photografi
4. Penyusunan huruf (typesetting)
5. Mencetak (printing)
6. Produksi lain, misalnya: penyiaran (radio)
PERASLAH BIRO IKLAN ATAU MEREKA AKAN MEMERAS ANDA
Kekuatan terbesar dari jasa media, ialah diantara pemasang iklan “consumer good” dan jasa yang memakai banyak siaran radio. Namun demikian, jasa media juga tumbuh kuat pada kampanye majalah dan koran nasional.
Banyak pemasang iklan berganti haluan dari membeli media menjadi jasa media, meninggalkan pekerjaan kreatif di dalam tangan biro iklan mereka. Dalam masalah seperti ini, pemasang iklan sering membayar biro biaya rata-rata.
PENEMPATAN IKLAN DI MEDIA
Ada beberapa peraturan umum untuk mencetak iklan pesanan per pos di media:
1. Halaman sebelah kanan lebih baik daripada halaman sebelah kiri. Mintalah, tapi jangan menuntut, penerbit akan menarik ongkos atas posisi tersebut.


2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
CARA MEMBELI WAKTU T.V.
Pertama-tama yang harus dikerjakan pada saat mempertimbangkan membeli waktu T.V., ialah mencari potongan harga. Sedangkan cara lain mencari potongan harga ialah lewat biro iklan. Hubungi 3 biro. Bicarakan bahwa anda akan memasang iklan di T.V. dan ingin tahu seberapa pengaruhnya terhadap stasiun setempat.
Berapa lamanya iklan?
Bila kita menerima kepercayaan yang ada umumnya diadakan oleh para ahli televisi, bahwa pemutaran yang efektif membuat point tunggal dan tidak menyerang keanekaragaman tema, maka mudah untuk menerima pemutaran 30 detik sebagai lamanya pemutaran yang optimal.
Umumnya para pemasang iklan kawakan mengoperasikan dengan banyak kali lama pemutaran. Untuk kampanye pertama waktunya 60 detik. Setelah satu atau 2 minggu beralih ke 30 detik. Kenyataannya pemirsa tidak menyadari adanya pengurangan waktu yang lebih pendek itu.
BAGAIMANA MEMBELI WAKTU RADIO
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam.


Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
MENGAPA PEDAGANG ECERAN SELAMAT DI KORAN
Para pedagang eceran yang mundur dengan siaran radio dan mencoba-coba pada televisi dengan sporadis, merasa aman ada di koran. Mereka mempunyai 4 alasan logis untuk menjajakan di koran daerah atau setempat.
1. Sirkulasinya lebih cocok dengan daerah pemasaran daripada media lainnya.
2. Koran memberi semangat kepada iklan eceran dengan menawarkan tarif lebih rendah, daripada yang dibayar oleh para pemasang iklan nasional.
3. Biaya produksi rendah, karena pada umumnya koran menentukan tipe atau jenis dan bahkan menyiapkan pekerjaan seni dasar secara gratis bagi pemasang iklan setempat.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
Bagaimana Membuat Halaman Kuning Membuahkan Hasil
Halaman Kuning adalah satu-satunya iklan media bagi banyak pedagang, karenanya dengan tetap menolak memahami pasar ini: tak ada riset atau penyelidikan atas efektivitas buat pedagang, secara otomatis memperbarui bilamana salesman pedagang menuntutnya dan tak ada ide apakah mengiklankan berlebih-lebihan atau sangat kurang.

SYARAT PEMBUATAN IKLAN
Sebuah Iklan bertujuan untuk menyampaikan suatu produk ke halayak publik. Iklan yang baik memenuhi beberapa criteria MULTIMEDIA yang baik diataranya :

1. Memiliki tujuan yang tepat

Setiap orang yang akan mempublikasikan iklan harus paham untuk apa iklan itu dibuat. Sehingga public akan mengetahui apa maksud yang akan disampaikan oleh sebuah iklan.

Mudah diingat, tepat, akurat, dan harus sesuai dengan apa yang mau disampaikan.

2. Tampilan

Tampilan dari sebuah iklan harus sesingkat mungkin dan mudah dipahami sehingga yang orang yang melihat dan membaca mudah mengerti maksud yang akan disampaikan oleh iklan. Yang terpenting dalam pemilihan warna , warna yang dipilih harus diserasikan sehingga publik tertarik akan produk yang ditawarkan.

3. Media Penyampaian Iklan

Untuk penyampaian sebuah iklan diperlukan media yang tepat. MIsalnya : media cetak, media elektronik, atau media penyampaian yang lain. Yang sekiranya media tersebut banyak beredar di masyarakat publik.

4. Ukuran

Sebuah iklan yang akan di publikasikan diusahakan Tulisannya dapat dibaca dengan jelas. Apa yang mau disampaikan dapat diterima dengan jelas dan dapat dimengerti dengan baik sehingga dapat tepat sasaran. Sehingga masyarakat tidak menerima informasi yang simpang siur.

5. Spesifikasi komputer dan perlengkapanya.

IKLAN YANG BAIK

Sampai saat ini belum ada pengertian yang baku tentang desain yang baik, tapi setidaknya ada tiga kriteria tentang desain yang baik .. yang pertama adalah " it works "mencapai tujuannya.. apa yang kita sampaikan dalam desain tersebut sampai kepada orang yang kita tuju, kalo bahsa marketingnya target market, atau "target_blank", eh itu mah bahasa pemrograman ya.. hihihii jadi khalayak atau targer market kita tidak perlu berfikir keras untuk memahami apa yang mau kita sampaikan..

yang kedua.. "it attracts" menarik bagi pengguna, selain orang memahami yang kita sampaikan, karena desain yang menarik dia juga akan dengan senang hati berlama-lama dengan desain yang kita buat.. coba kita bandingkan ' antara majalah fashion dengan majalah bisnis misalnya. mana yang kamu lebih suka..

yang ketiga " it organizes " tertata dengan baik, komponen komponen seperti gambar, tertata secara baik dan artistik, biasanya orang akan melihat dari urutan yang paling besar ke yang terkecil . nah keteraturan dari desain itu, orang akan dengan mudah berpindah dari satu objek ke objek yang lain, tanpa menghilangkan makna yang mau kita sampaikan...